Sambungan dari beberapa pengalaman selama studi tour (yang katanya studi) di kota Yogyakarta
Yang belum baca cerita sebelumnya bisa cekidot nih
disini
Jum’atan di Mesjid Agung Yogyakarta
Setelah melakukan kunjungan ke UGM ,Kami pun lgsung bersiap untuk melaksanakan shalat jum’at di Mesjid Agung Jogja. Bangunan mesjid tersebut cukup besar dengan ukiran - ukiran khas Jawa dilangit - langit nya. Sempat terpikirkan oleh saya jika malam hari sepertinya mesjid ini akan terlihat menyeramkan mengingat arsitekturnya sendiri yang benar - benar khas Jawa banget beudh. Sekitar pukul 12.00, ceramah pun dimulai. Saya, Ikhsan, Shadam ,Widiya, Midun, Husen, Irham, Fikri dan Agung saat itu sedang asik mengobrol karena kami duduk berjejer saat itu. Tetapi setelah Khotib mulai berceramah kami pun diam. Saat itu kami mengambil tempat di depan (luar) mesjid saja ,tdk di dalam. Biar cepat keluar pikir kami. Khotib sedang asik berceramah, kami pun mulai di goda oleh angin sepoi-sepoi yg melintas di depan mesjid dgn lembut (saat jumatan memilih diluar atau di depan mesjid memang bukan pilihan tepat). Rasa kantuk pun mulai terasa. Mata perlahan mulai tertutup, dan kami pun tertidur semua ! (what the ..). Beberapa menit tertidur saya pun terbangun, melihat keadaan yg lain ternyata masih pd asik dengan tidurnya. Lalu saya melihat kesamping, terlihat Shadam tertidur dgn posisi kepala yg tegak, terlihat sangat aneh. Saya dan beberapa teman yg lain mulai terbangun. Kami pun memperhatikan Shadam dgn posisi tidurnya yg aneh tersebut. Tak lama kemudian kepalanya mulai bergoyang-goyang tak menentu arahnya. Dan seketika kepalanya mulai terdorong kebelakang dan Shadam pun terlempar kebelakang dan terbangun lah dia. Kontan sajah saya dan teman yg lain tertawa, tetapi karena kami sadar sedang berada di mesjid, kami pun hanya cengengesan sajah menahan tawa. Tak lama Shalat jum’at pun di mulai. Kami pun shalat dlm keadaan masih mengantuk berat. Mungkin epek dari maceuh selama diperjalanan. Dari situ kami berharap agar sang Khotib memimpin shalat jum’at nya dgn cepat krn kami sudah sangat tdk kuat menahan mata ini untuk tetap terbuka (ceilah). Harapan kami tdk terkabul. Khotib tersebut dgn tenang membaca ayat demi ayat dari surat yg saya tdk tau surat apa itu tetapi sangat panjang-panjang ayatnya. Kaki sudah terasa sangat lemas, mata sudah tdk kuat untuk di buka dan perasaan tdk sabar ingin segera pergi ke hotel selalu menyelimuti saat sedang shalat. Konsentrasi sudah sangat buyar. Yg ada dlm pikiran kami saat itu adalah agar bisa bertahan berdiri beberapa menit kedepan sampe shalat jum’atnya selesai. Selesai shalat kami pun langsung bergegas pergi meninggalkan mesjid itu dan berjanji jika nanti kami bisa pergi ke kota Yogyakarta lg kami tdk akan shalat jum’at lg di mesjid agung itu (ampe segitunye).
|
atas ka handap (Midun, Husen, Widiya) |
|
Bang Ikhsan (kesetrum ?) |
|
Fikri |
|
Irham (jaket merah sebelah kiri) Layala FJB (jaket merah tengah) couple yah |
|
Agung Preketek (ketiga dari kanan jaket madrid) |
Hotel Rosela dan Tragedi Kamar
Siang hari selesai shalat jum’at ,kami pun sampai di hotel Rosela. Hotel dimana kami akan tidur dan beristirahat. Hotel yg lumayan oke dan indah. Kami semua merasa senang dan tak sabar ingin segera masuk ke kamar. Kamar 302, itulah kamar yg akan saya, Shadam, Layala, dan Agung tempati. Setelah selesai membereskan barang-barang di kamar, saya pun di ajak oleh Shadam untuk berenang. Saya pun meng iya kan dan segera mengganti pakaian. Saya dan Shadam mengajak Layala FBJ dan Agung untuk ikut berenang juga, tetapi si Lay FBJ tdk mau, masih cape katanya. Akhirnya Layala FBJ pun hanya berdiam diri saja di kamar untuk beristirahat. Saya dan yg lain pun pergi berenang. Rasa ngantuk yg sedari td terasa, mulai hilang (bagian dimesjid aje pada ngantuk -_-). Semangat kembali membara ! (lebay). Saat sudah lama ber’maceuh ria di kolam renang saya pun mulai merasa lelah. Saya dan Agung Preketek pun memutuskan untuk berhenti saja. Tak sabar ingin masuk kamar dan mandi, insiden yg tak di ingin kan pun terjadi. Si Layala FBJ yg sedari td diam di kamar ternyata malah mengunci kamarnya dan ia pun tertidur dengan lelapnya ! Saya dan Agung preketek pun meneriaki dia agar bangun dan membuka pintunya, hasilnya ? nihil ! Perasaan kesal mulai menyelimuti. Saya pun menyuruh Agung preketek untuk mengambil batu yg besar dan melemparkannya ke kepala si Lay FBJ saking kesalnya. Si Agung pun malah meng iya kan dan mulai mencari batu di sekitar kolam renang. Teman saya Zakky pun ikut membantu membangunkan si Lay dgn memukul-mukul Jimbe (bner ga sih nulisnya gitu?) alat musik yg seperti gendang yg menghasilkan suara yg lumayan keras jika di pukul, hasilnya?? Tetep nihil ! Tak lama datanglah Agung preketek dgn membawa 2 buah batu yg lumayan besar dan melemparnya melalui jendela ke arah si Lay. Batunya tepat mengenai si Lay, tetapi ia masih asik di dunia mimpi ! (kebal) Usaha melempar batu hasilnya nihil jga. Akhirnya Shadam turun tangan dan berinisiatip menelepon kamar 302 menggunakan telpon di kamar Zakky. Terdengar telpon di kamar 302 berbunyi keras. Tetapi terlihat jga si Lay masih tidur dgn nyenyaknya ! Akhirnya saya pun kembali saja ke kolam renang bersama Shadam. Entah bagaimana caranya teman saya Widiya berhasil membangunkan si Lay. Saya dan Shadam pun lngsung bergegas msuk ke kamar dan bersiap untuk memarahi si Lay. Ternyata si Lay tdk ada di kamar. Ia sedang berada di kamar Zakky yang tepat berada di samping kamar kami. Saya pun tdk memperdulikan dan langsung sajah mandi. Selesai mandi terlihat si Layala FBJ masuk ke kamar sambil cengar-cengir. “Aduhhh sorry euy ! td cape pisan lah tidurnya nyenyak pisan jadi !” ucapnya. “Iyeeee Iyeeee !!!” ucap saya, agung ,dan shadam kecus dan bersamaan.
|
papan peringatan cap Borobudur |
Komentar
Posting Komentar