Tragedi (keberuntungan) Uang
Nostalgia mengingat beberapa cerita yang saya buat saat masih di bangku SMA dan di simpan di "note" facebook. berikut beberapa kisahnya (dengan sedikit revisi) ..
Tragedi Uang (ini judulnya)
Tanggal 14 Oktober 2010 ,di pagi hari yg cerah tp dingin, seperti biasa anak-anak IPA 4 berkumpul di saat saat sebelum bel masuk berbunyi. Saat itu para cowoers sedang membicarakan masalah ulangan matematika dgn bu ambar (note: bu ambar salah satu guru killer di SMAN 7 tetapi membuat kami smua paham akan materi yg disampaikan oleh beliau). Mereka takut dan tegang akan hasil yg akan Mereka dapat nanti. Tak lama saya pun datang, membuka helm, lalu menghampiri mereka, alhasil mereka malah tertawa. Ya mereka tertawa setelah melihat model rambut saya yg biasanya belah pinggir biasa menjadi belah tengah. Saya sendiri pun malah tertawa juga (loh?). Model rambut Daron Malakian saya bilang santai. ”Ahh itu mah mirip siluman kerbau tea yg di pilem kera sakti !” Ucap si FBJ (Fans berat Jes*s) sambil mesem-mesem. ”Kurang ajar !” bales saya. Komentar teman saya yg lain, si Jack rada mendingan ,”Mirip pemaen bola ri ! model rambut bekam (baca:Beckham) waktu masih belah tengah !”. Mendengar komentar itu pun saya tersenyum bangga dan hidung saya terasa terbang ke awang - awang diiringi suara burung yang indah di angkasa..
Saat sedang asik memperdebatkan masalah rambut belah tengah saya, dan saya sendiri sedang sibuk ngaca membenarkan rambut belah tengah saya, tiba-tiba saya melihat secarik kertas warna merah bertuliskan SEPULUH RIBU RUPIAH, kontan saja saya langsung memanggil teman saya husen dan menunjuk ke arah kertas merah tersebut sambil tertawa terkekeh-kekeh. Spontan ia langsung menginjak kertas merah tersebut lalu mengacungkan jempolnya pada saya. ”Sip Sip !” ucap saya berbisik. Husen pun langsung mengambil uang tersebut dgn cepat, dan kami berdua pun tertawa lepas setelahnya. Tak lama kemudian kami semua bergegas duduk di tempat masing masing krn tau kalo bu ambar sudah berada di dpn kelas sdang mengobrol dgn Pa Qom. Saat itu saya Midun, Husen, Agung masih bercanda-canda dan seketika mata saya kembali tertuju ke sebuah kertas warna merah di kolong bangku dpn Husen. Seperti tadi, Kertas tersebut bertuliskan SEPULUH RIBU RUPIAH (wait.. what ! again ?!). Saya pun langsung menunjuk ke arah kertas tersebut, dan yg merespon nya adalah teman saya Midun. Dengan kecepatan luar biasa, si Midun langsung pergi mengambil kertas tersebut tanpa menghiraukan si husen yg sedang kesakitan krn di tabrak si Midun yg gerakan nya luar biasa cepat td (ckckck). ”Kita beli roti ri ! pake duit ini ! bagi dua !” ucap midun penuh semangat, ”oke dun !” ucap saya dgn penuh semangat jga. Saat istirahat kedua kami berkumpul di parkiran motor sambil jajan melalui gerbang, teriak-teriak memanggil-manggil tukang dagang yg ada di luar dengan beringas karena sudah terserang lapar stadium akhir..
Saat sedang asik mengobrol dan jajan - jajan santai (padahal beringas), mata saya kembali tertuju ke sebuah kertas berwarna ungu dgn tulisan yg sama seperti kertas yg tadi, SEPULUH RIBU RUPIAH ! (karena fisik saya yang kuat, saya tidak pingsan ! hati - hati bagi para pembaca). Jantung saya pun seperti berhenti berdetak (lebay) krn masih tdk percaya kalau saya menemukan uang lagi. Saya pun menginjak uang tersebut dan mengambilnya dgn cepat tanpa memberi tau siapa-siapa. Senangnya hari ini, pikir saya. Kami pun masih mengobrol-ngobrol dan duduk-duduk di motor org lain sambil mengoprek-ngopreknya (ga tau malu). Seketika mata saya tertuju lagi pada secarik kertas berwarna hijau yg saya duga sebagai uang SERIBU RUPIAH. Saya pun bertanya kpda Husen apakah itu bnar uang seribu. Dan ia pun mengambilnya, dan ternyata benar kalo kertas hijau tadi adalah uang SERIBU RUPIAH. Saya, Husen dan yg lainnya pun tertawa karena merasa aneh knpa hari ini banyak uang yg berceceran di bawah, dan kami lah yg menemukannya. Sungguh beruntung nasib kami saat itu. Belum sampai di situ, saat kami sedang duduk-duduk di luar sambil rumpi lg sehabis shalat dzuhur, Si Midun tiba-tiba teriak-teriak kegirangan karena dia MENEMUKAN UANG LAGI ! (what the ..). Fantastic pikir saya, uang seribuan berjumlah lima lembar yg berceceran di bawah meja pun di bagikan oleh Midun, dan saya dapet SERIBU RUPIAH, lumayan buat bayar parkir pikir saya. Dan uang SEPULUH RIBU RUPIAH yg saya temukan di parkiran td masih saya rahasiakan sampai esok harinya, saya pun menceritakannya kpada Husen, ”Ehh Licik manehnya !” ucap husen. ”Ehehehehhhe !” saya pun hanya tertawa terkekeh-kekeh.
Saat sedang asik memperdebatkan masalah rambut belah tengah saya, dan saya sendiri sedang sibuk ngaca membenarkan rambut belah tengah saya, tiba-tiba saya melihat secarik kertas warna merah bertuliskan SEPULUH RIBU RUPIAH, kontan saja saya langsung memanggil teman saya husen dan menunjuk ke arah kertas merah tersebut sambil tertawa terkekeh-kekeh. Spontan ia langsung menginjak kertas merah tersebut lalu mengacungkan jempolnya pada saya. ”Sip Sip !” ucap saya berbisik. Husen pun langsung mengambil uang tersebut dgn cepat, dan kami berdua pun tertawa lepas setelahnya. Tak lama kemudian kami semua bergegas duduk di tempat masing masing krn tau kalo bu ambar sudah berada di dpn kelas sdang mengobrol dgn Pa Qom. Saat itu saya Midun, Husen, Agung masih bercanda-canda dan seketika mata saya kembali tertuju ke sebuah kertas warna merah di kolong bangku dpn Husen. Seperti tadi, Kertas tersebut bertuliskan SEPULUH RIBU RUPIAH (wait.. what ! again ?!). Saya pun langsung menunjuk ke arah kertas tersebut, dan yg merespon nya adalah teman saya Midun. Dengan kecepatan luar biasa, si Midun langsung pergi mengambil kertas tersebut tanpa menghiraukan si husen yg sedang kesakitan krn di tabrak si Midun yg gerakan nya luar biasa cepat td (ckckck). ”Kita beli roti ri ! pake duit ini ! bagi dua !” ucap midun penuh semangat, ”oke dun !” ucap saya dgn penuh semangat jga. Saat istirahat kedua kami berkumpul di parkiran motor sambil jajan melalui gerbang, teriak-teriak memanggil-manggil tukang dagang yg ada di luar dengan beringas karena sudah terserang lapar stadium akhir..
Saat sedang asik mengobrol dan jajan - jajan santai (padahal beringas), mata saya kembali tertuju ke sebuah kertas berwarna ungu dgn tulisan yg sama seperti kertas yg tadi, SEPULUH RIBU RUPIAH ! (karena fisik saya yang kuat, saya tidak pingsan ! hati - hati bagi para pembaca). Jantung saya pun seperti berhenti berdetak (lebay) krn masih tdk percaya kalau saya menemukan uang lagi. Saya pun menginjak uang tersebut dan mengambilnya dgn cepat tanpa memberi tau siapa-siapa. Senangnya hari ini, pikir saya. Kami pun masih mengobrol-ngobrol dan duduk-duduk di motor org lain sambil mengoprek-ngopreknya (ga tau malu). Seketika mata saya tertuju lagi pada secarik kertas berwarna hijau yg saya duga sebagai uang SERIBU RUPIAH. Saya pun bertanya kpda Husen apakah itu bnar uang seribu. Dan ia pun mengambilnya, dan ternyata benar kalo kertas hijau tadi adalah uang SERIBU RUPIAH. Saya, Husen dan yg lainnya pun tertawa karena merasa aneh knpa hari ini banyak uang yg berceceran di bawah, dan kami lah yg menemukannya. Sungguh beruntung nasib kami saat itu. Belum sampai di situ, saat kami sedang duduk-duduk di luar sambil rumpi lg sehabis shalat dzuhur, Si Midun tiba-tiba teriak-teriak kegirangan karena dia MENEMUKAN UANG LAGI ! (what the ..). Fantastic pikir saya, uang seribuan berjumlah lima lembar yg berceceran di bawah meja pun di bagikan oleh Midun, dan saya dapet SERIBU RUPIAH, lumayan buat bayar parkir pikir saya. Dan uang SEPULUH RIBU RUPIAH yg saya temukan di parkiran td masih saya rahasiakan sampai esok harinya, saya pun menceritakannya kpada Husen, ”Ehh Licik manehnya !” ucap husen. ”Ehehehehhhe !” saya pun hanya tertawa terkekeh-kekeh.
si Husen |
Aci (kiri) FJB ato Fans Berat Jes*s (tengah) yg kanan siapa ya ? |
Komentar
Posting Komentar