Studi Tour (yang katanya studi) ke Kota Yogyakarta pt 3

Sedikit catatan terakhir yang saya buat ketika SMA ..




Pantai Parangtritis dan Malioboro

Sore harinya kami semua rombongan SMAN 7 bandung kembali bergegas untuk pergi ke pantai parangtritis. Kami pun bersiap naek ke bis. Saya, Husen, bang Jack, Widiya, Midun, Irham, Agung, Fikri mengambil tempat dibelakang. Biar asoy pikir kami saat itu. Saya pun akhirnya duduk saja di tempat paling belakang yg seharusnya digunakan untuk menyimpan tas barengan dengan Midun, dan Agung Preketek.

Narsis dulu deh sebelum berangkat
penghuni bis depan (yg tengah tour guide kami, Kang Asep)
Seperti biasa teriakan dan nyanyian mengiringi kami di perjalanan. Tak lama akhirnya sampai jga kami di Pantai Parangtritis. Kami pun dgn penuh nafsu segera pergi ke pantai sambil menikmati terbenamnya matahari yg indah di sore hari. Sesi photo pun di mulai. Terlihat Shadam malah bermain bola, sedangkan saya dan yg lain masih tetap berfoto-foto ria sambil bermain-main dan berlarian di sekitar pantai seperti orang gila (karena tidak diijinkan berenang di pantai alhasil kami pun berlari - lari saja disekitar pantai). Setelah hari semakin larut, kami pun bergegas kembali ke bis dan melanjutkan perjalanan ke Malioboro..
(Inilah beberapa hasil jepretan saat berada di pantai parangtritis)


saking senangnya, kami pun membuang sendal kami secara bersamaan

berniat berfoto gaya Metal, alhasil .. 
tim rusuh (left to right : Layala FJB, Aci, Midun, Fikri)
ekspresi menyesal karena sendal nya malah dibuang (left to right : Midun, Husen ?)
tim rusuh pt 2 (left to right : Adel, Sella, Septi, Indira, Ijah)
tim rusuh pt 3 (left to right : Indira, Ican, Ijah, dan Sella)
saat sedang asik berfoto, kami mendapati copet disekitar pantai dan kami pun berinisiatif meng"kilikitik"nya bersama - sama (loh?)
boyband kah ? (left to right : Widiya, Midun, Bang Jack


Malam harinya kami sampai di Malioboro. Tempat dmana kami bsa berbelanja dgn puas dgn harga yg lumayan oke. Itu pun jika kita pandai menawar. Banyak sekali tukang dagang yg berkumpul di malioboro. Mulai dari pedagang tas-tas batik, baju-baju batik ,pedagang baju-baju metal, sampai pedagang samurai jga ada disana. Kami pun berkeliling mencari-cari barang yg kami inginkan. Tawar-menawar harga pun mulai dilakukan. Dari harga 55 rebu bsa menjadi harga 25 rebu ato malah menjadi 20 rebu. Puas berbelanja kami pun berkumpul. Ternyata si Indira kehilangan jam tangannya pdhal jam tangannya di pakai terus sedari tadi. Kami pun menyadari kalau ternyata copet-copet di Malioboro itu hebat-hebat. Berbeda dgn si Shadam yg kehilangan duit 50 rebu pdhal ia menyimpan duitnya tersebut di saku celananya (ntu copet gmana ngambilnya). Ternyata nasihat dari bapa co-pilot (baca:kang Asep) bahwa kita harus berhati-hati saat berbelanja di Malioboro krn banyak copetnya memang benar. Setelah puas berbelanja kami pun kembali ke hotel. Sesampainya di hotel kami makan malam bersama di sekitar kolam renang hotel. Saya, bang Jack, Shadam, Irham, Agung Preketek, Husen, Midun, dan Layala FJB selesai makan malah kembali melempar diri ke kolam renang, karena sepertinya kami memang cocok hidup di air ..

Borobudur dan Insiden Baju

Esok harinya selesai sarapan dan membereskan tas masing-masing. Rombongan SMAN 7 pun kembali melakukan perjalanan ke Candi Borobudur. Perasaan tak sabar ingin segera sampai di Borobudur pun mulai terasa, karena sebelumnya saya sendiri belum pernah pergi ke candi Borobudur. Seperti biasa saat di perjalanan kami mulai ber’maceuh ria lg. Tetapi itu tak bertahan lama, kami mulai kelelahan dan tertidur (mungkin epek dari berenang hingga larut malam). Perjalanan ke Borobudur memakan waktu kurang lebih 3 jam dari tempat kami menginap. Sesampainya di Borobudur kami sangat senang dan kembali memulai sesi photo. Kami pun berkeliling melihat-lihat candi Borobudur sambil berphoto ria. Keringat bercucuran deras krn keadaan di candi Borobudur yang hot ..
(beberapa jepretan di Borobudur)
Perjalanan naik ke Candi Borobudur (left to right : Rita, Adel, Bang Jack, Midun, Widiya)
saat perjalanan naik, kami mendapati 2 orang sedang bermesraan (but ..wait ?!)
sudah banyak yang meramalkan bahwa kawasan candi akan terasa panas sehingga banyak yg membawa payung (dapet dari ojeg payung disana tentunya)
kabarnya candi Borobudur hanya menggunakan putih telur untuk merekatkan batu - batunya tersebut (what ?!)
dikawasan ini selain borobudur juga terdapat candi pawon dan candi mendut, dan mereka bertiga terbujur dalam satu garis lurus (wow emejing)
tiap pintu dijaga sama ni arca (arca singa)
malah di oprek sama mereka ..



relief - relief di Borobudur ini kabarnya yang paling banyak dan terlengkap di dunia loh

ni orang beneran, bukan relief


narsis dulu foto bareng stupa
berusaha menyentuh patung yg didalam stupa tersebut, tp akhirnya menyerah
padahal ngalangin orang yg mau lewat, tp .. yasudah lah
ketika akan difoto, Midun nyelenong masuk lewat kolong ..


galau karena saat di pantai td malah dikelitikin karena ketauan nyopet (peace ..)



Puas berkeliling kami pun bergegas pulang. Saat dlm perjalanan pulang bnyak sekali tukang dagang yg menawarkan berbagai macam barang dagangan mulai dari ukiran-ukiran kayu Borobudur, minuman, sampai ke lukisan-lukisan Borobudur. Saat sedang asik berjalan di tengah-tengah para pedagang, saya dan bang Jack berniat membeli baju kain khas jogja. Kami pun masuk ke salah satu toko, dan disana pemiliknya adalah seorang ibu-ibu berbadan besar. Kami pun mengobrol sebentar menanyakan tentang baju yg akan kami beli. Dan ibu-ibu tersebut menawarkan harga 35 rebu. Kami merasa harga tersebut kemahalan krn salah satu ce'es kami Widiya, membeli baju yg sama hanya dgn harga 12 rebu saja. Kami pun kembali berusaha menawar dan akhirnya si ibu-ibu tersebut menawar harga 23 rebu satu baju ! harga final. Si ibu-ibu tersebut lngsung membungkus baju yg kami pilih (sebuah trik agar kami jadi membeli), sedangkan kami masih bingung dgn harga yg masih mahal menurut kami. Entah apa yang merasuki tubuh kami sehingga kami terhipnotis malah membeli saja baju yg (tanda kutip) mahal tersebut. Si irham malah tdk peduli dgn harganya, yg penting ada baju ganti pikirnya ketika itu. Setelah membayar dan segera pergi, saya dan bang Jack mulai merasa menyesal mengapa kami malah membeli baju yg harganya terbilang mahal untuk ukuran baju kain biasa itu. Sambil berjalan menuju bis, terlihat seorang ibu-ibu yg sudah tua memamerkan baju yg persis dgn baju yg kami beli. Yaa, sangat sangat persis ! ibu-ibu tersebut bilang dengan penuh semangat seolah tau apa yang baru kami alami ..“ayo dee bajunya murah nih ..10 rebu sajah !” (krik krik krik).








Komentar

Postingan Populer